Rabu, 10 Maret 2010

River in the Sea.... Fenomena Sungai di Dalam Laut



Belakangan ini, publik dihebohkan dengan penemuan sungai di dalam laut di daerah Cenote Angelita Mexico... Berita yang cukup menggemparkan dunia karena penemuan fenomena ganjil yang bisa kita lihat videonya di Youtube ini memang sangat unik. Betapa tidak, sungai yang seharusnya berada di daratan malah bergabung dalam ekosistem laut namun memiliki atmosfir ekosistemnya sendiri, yang terpisah dengan lautan. Seperti ada selubung tak terlihat yang membatasi dua ekosistem ini, air laut yang dikabarkan tidak bercampur dengan air sungai karena ternyata air sungainya tidak terkontaminasi garam, dan warna air nya pun berbeda, air sungai berwarna kehijauan sedangkan air laut berwarna biru. Satu kata yang bisa menggambarkan fenomena unik ini, Subhanallah....... Maha suci Allah yang telah menciptakan dunia lengkap dengan segala kandungan kehidupan di dalamnya....



Walhasil, fenomena ini menarik berbagai perhatian para pakar. Pakar telematika Roy Suryo berpendapat bahwa video rekaman Sungai di bawah laut itu asli tanpa rekayasa, sementara pakar fotografi berpendapat foto-foto yang beredar itu palsu alias rekayasa digital. Dari kacamata orang awam seperti saya (namun sedikit mengerti tentang foto-memoto), memang jika saya lihat foto-foto yang dimuat di beberapa situs dan blog (lihat gambar) terkesan seperti direkayasa. Sebab foto-foto tersebut terlalu jernih untuk ukuran foto di dalam laut yang notabene tidak sejernih akuarium karena banyaknya pasir. Terlebih jika kita lihat pada obyek tanah seperti tepian sungai, terlihat seakan tanah itu tidak dipenuhi air. Padahal sungai itu berada di dalam laut. Namun kebingungan saya pun semakin muncul, sebab jika melihat video rekamannya, saya juga yakin bahwa video ini bukan rekayasa. Sebab obyek laut di video terlihat lebih keruh dari pada di foto. Analisis saya (maaf kalau analisis saya salah dan sok tau), foto tersebut Aspal (Asli tapi palsu). Maksudnya, foto tersebut memang benar diambil dari dalam laut, namun sudah direkayasa dan diedit sedemikian rupa sehingga foto tersebut terlihat lebih jernih, terang dan menakjubkan. Mungkin karena kondisi foto asli yang jelek dan buram, sehingga si pemotret memutuskan untuk mengeditnya. Menurut hemat saya, kalau untuk urusan foto alam atau yang berkaitan dengan fenomena seperti ini, sebaiknya jangan diedit atau diberi rekayasa tambahan sedikit pun. Karena justru hal tersebut akan mengurangi keotentikan objek alam tersebut. Allah SWT telah menciptakan alam sedemikian indah, jadi tak perlu diperindah lagi.



Selain itu pakar kelautan juga berpendapat bahwa fenomena seperti ini biasa. Karena kemungkinan tempat itu dulunya adalah sungai yang berubah menjadi laut. Karena terjadinya belum terlalu lama, sehingga air sungai tersebut rasanya masih tawar. Kalau dipikir-pikir kok bisa ya seperti itu? Sedangkan kita memasukkan sedikit garam ke dalam masakan saja rasanya langsung berubah. Apalagi, laut yang jelas-jelas adalah pabrik garam nomor satu di dunia....



Jika ditelaah lebih lanjut lagi, sebenarnya fenomena seperti ini bukan lah baru sekali ini saja. Kita tau bahwa mukjizat Allah SWT tak berbatas dan maha dahsyat. Ada laut merah, laut mati, berbagai tumbuhan yang memiliki rupa unik, ikan bertuliskan nama Allah, dan sebagainya.... Di dalam kitab suci Al-Qur'an, telah dijelaskan berbagai keajaiban dan kekuasaan Allah SWT yang tak berbatas...

“Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ; yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al Furqan:53).
Banyak ahli menafsirkan Terusan Suez sebagai laut berdampingan yang disebutkan dalam QS.Al Furqan 53 tersebut.



Bahkan seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis pun, yang bernama Mr.Jacques Yves Costeau mengemukakan ketakjubannya akan mukjizat Allah. Mr. Costeau ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia. Ketika dia menemukan suatu fenomena ganjil yakni saat dia menemukan kumpulan mata air tawar segar di lautan, dia menjadi sangat takjub. Hingga akhirnya seorang profesor muslim menjelaskan ketakjubannya dengan Ayat suci Al-Qur'an. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.



Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara. Maka terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad SAW yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.



Hikmah yang dapat kita petik adalah bahwa kuasa Allah sungguh tak terkira, maha dahsyat, maha berkuasa, maha segala-galanya. Maka tak ada lagi keraguan di dalam segala kebesaran Allah. Karena sesungguhnya segala keajaiban yang ada di dunia ini, telah tertuang dalam kitab suci Al-Qur'an. Kitab yang telah ada di muka bumi ini jauh berabad-abad yang lalu, bahkan ketika teknologi belum menjamah masa itu. Namun Al-Qur'an sebagai mukjizat Allah SWT telah menjelaskannya dengan gamblang. Rasanya sebagai manusia biasa kita hanya setitik partikel debu ditengah segala kuasa-Nya. Subhanallah........
(dari berbagai sumber)

Selasa, 09 Maret 2010

Bubur Jagung Manis


Akhir-akhir ini saya mulai senang memasak, entah karena merasa sudah beranjak dewasa,, atau karena proyek ingin mendirikan resto bareng temen,,, atau memang mendapat hidayah (^_^), yang jelas resep berikut adalah salah satu resep warisan mama yang sukses saya praktekkan.

Bubur Jagung Manis

Bahan:
Jagung manis yang masih muda (Baby Sweet Corn) 5 Buah
Kelapa 1 butir dibuat menjadi santan kental 500ml
gula merah/aren 3 buah
gula pasir secukupnya
vanilli 1 bungkus atau essens vanilli 1 sendok teh
air secukupnya

Cara membuat:
1. Buat santan dari 1 butir kelapa sebanyak 500ml. masak santan sambil diaduk terus hingga mendidih, angkat dan dinginkan.
2. Jagung manis diserut atau diiris, ambil bulir jagung nya saja
lalu rebus dengan air secukupnya sampai jagung lunak (air jangan terlalu banyak karena masih akan ditambahkan santan lagi).
3. Setelah jagung lunak, masukkan gula merah, lalu beri gula pasir sesuai selera, untuk mempertajam rasa manis (karena dengan gula merah saja tidak terlalu manis rasanya).
4. Setelah gula merah larut dan jagung benar2 sudah lunak, masukkan air rebusan santan.
5. Aduk terus sampai kira2 5 menit. Angkat dan hidangkan

porsi: untuk 4 orang

tips:
* Jangan terlalu banyak memberi air saat merebus jagung, karena akan menyebabkan bubur menjadi kebanyakan air.
* Pilih jagung yang benar2 muda dan berkualitas, jenis sweet corn adalah yang paling baik
* Pilih gula merah yang berwarna kekuningan,, karena jenis ini rasanya tidak pahit atau gosong.
* Pilih kelapa yang tua agar santan yang dihasilkan bagus, sebaiknya jangan gunakan santan instan, karena rasanya kurang enak dibanding santan asli. tapi jika ditempat anda memang sulit mendapatkan kelapa, ya apa boleh buat... santan instan pun bisa jadi alternatif pengganti.

Selamat mencoba....

Long time no see....

Waow..... long time no see.... bener2... uda lama ga otak atik ini blog,,, berhubung banyak gawean en pusing sana-sini (sok sibuk mode on)... akhirnya, baru saya inget,,, bahwa saya punya blog yang sudah lama terbengkalai sejak pembuatannya.. pdhal dulu nya saya berjanji bakal merawat blog ini tiap hari... hahaha... tp emang dasar,,,
Baiklah,, saya akan memulai dari...
mengetik postingan ini dikamar tercinta,, ditemani aroma nasi goreng buatan mama yang wangi bgt en menggugah selera,,, dan di pagi hari yang cerah... smoga pagi ini cerah dan gak ujan...
Di kota saya, lagi marak2nya berbagai musim... musim hujan, musim duren, musim orang demo, musim pernikahan, dll...
Sebenernya satu hal penting yang memperlancar aktivitas blogging adalah internet. Ya iya lah, klo ga ada internet mana bisa blogging... tapi, berhubung saya belum punya modem khusus internet yang bentuknya kayak flashdisk itu,, jadilah saya hanya memakai modem handphone nokia 2280i yang sudah keramat ini. Yah, namanya aja modem hp,, kecepatan nya pun separuhnya modem fd... lemotnya aujubillah... dan untuk mensiasati saya pake paket flexi unlimited harian yang 2500/hari. lumayan... kalo sekedar bwt buka2 fb, twitter, yahoo, google ajah... tapi klo bwt upload poto, wah jangan harap deh... bisa darah tinggi.. nah biasanya klo mw uplod poto, jam 4 pagi lumayan cpt.. tp malas bgt bangun jam segitunya.. akhirnya terpaksa mampir di warnet...
Sebenernya saya lagi bingung, gmn ya caranya uplod foto di blog tapi lewat handphone... saya pnh coba beberapa kali tips2 di blog orang2, tapi ga sukses...
Hmm... maybe next time i have to try again....

yeah,,, enough...